Mengenal Jamu dan Tanaman Obat di Kampoeng Djamoe Organik
Indonesia kaya akan ragam tanaman obatnya, khususnya untuk membuat jamu yang telah menjadi warisan leluhur. Untuk melestarikaannya tak hanya dengan terus mengonsumsi jamu sebagai bagian keseharian.
Keberadaan Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) di area Cikarang yang kini sedang dipindahkan ke daerah Sukabumi, Jawa Barat ini merupakan pengembangan selanjutnya dari pemikiran Martha Tilaar. Tentu publik sudah mengenal sosoknya yang menciptakan salah satu merek jamu di Indonesia.
Mengutip dari laman resmi artikel farmasi, KaDO adalah kebun botani yang khusus mengelola dan melestarikan tanaman berkhasiat obat asli Indonesia. Tempat ini telah dirintis lebih dari 10 tahun lalu oleh Martha Tilaar.
Tujuannya ingin memberikan dampak bagi upaya pelestarian budaya, sumber daya hayati dan sekaligus sebagai pusat pendidikan lingkungan. Dengan koleksi sekitar 650 spesies tanaman obat, kosmetik, dan aromatik (OKA), kebun ini dikelola oleh para ahli pertanian serta didukung oleh Martha Tilaar Innovation Center (MTIC).
Pada awalnya tempat ini merupakan kebun yang menyediakan koleksi tanaman obat. Lambat laun KaDO mulai difungsikan sebagai pusat pendidikan lingkungan lentaran memiliki berbagai koleksi tanaman obat asli Indonesia yang dibudidayakan secara organik selaras dengan alam.
Di area pasca panen juga terjadi proses penanganan bahan baku tanaman hasil panel hingga menghasilkan bahan yang berkualitas dan berstandar. Kehadiran KaDO memiliki tujuan sebagai salah satu program pelestarian kekayaan alam Indonesia, khusunya Tanaman Obat, Kosmetika dan Aromaterapi (TOKA).
Di mana Indonesia memiliki 33 ribu spesies flora yang bisa diteliti untuk kepentingan kecantikan dan kesehatan. KaDO sendiri sudah memulai dengan mengkonservasi dan membudidayakan lebih dari 500 jenis TOKA.
Memanfaatkan Kincir Angin dan Solar Panel Ramah Lingkungan
Dulunya tanah di Kampoeng Djamoe Organik yang berlokasi di Cikarang adalah milik pendiri Martha Tilaar Group, Martha Tilaar. Lantaran ingin memiliki kebun organik sendiri untuk pelestarian Tanaman Obat, Kosmetik, dan Aromatik (TOKA), maka ia pun menggagas berdirinya Kampoeng Djamoe Organik.
Gagasan baik ini direalisasikan sejak 1998 dan diawali dengan pengolahan lahan. Setelah beberapa tahun pengolahan dan penanaman tanaman, lahan hijau Kampoeng Djamoe Organik akhirnya resmi dibuka untuk umum pada bulan Juni 2006. Pada peresmiannya, hadir juga Ir. Rahmad Witoelar yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Namun sejak 2022, tempat ini dalam proses pemindahan ke area di Sukabumi sehingga saat ini belum kembali menerima kunjungan. Uniknya, Kampoeng Djamoe Organik ini memanfaatkan windmills atau kincir angin serta solar panel (panel surya) untuk menghasilkan tenaga listrik. Sumber tenaga yang ramah lingkungan ini akan diimplementasikan pada pembuatan pabrik di Cikarang secara bertahap.
Tempat ini selama belasan tahun lebih sempat menjadi sarana edukasi para petani untuk menanam secara organik. Terdapat lebih dari 117 ketua kelompok tani dari berbagai provinsi di Indonesia sudah dilatih di KaDO sejak tahun 2000 lalu melalui kerjasama dengan Kementrian Pertanian.
Proses dari penanaman, panen, hingga pengeringan hasil panen tanaman obat untuk kemudian dijadikan ekstrak. Kegiatan ini jadi sarana edutainment untuk anak sekolah dan orang dewasa.